Jumat, 07 Juni 2019

W A R N A

aku ungu:
setelah merah darah melarut bersama
biru laut, di ambang jendela semesta
yang fana
aku membias pada untaian buah anggur
yang ranum, sayur terong, dan
langka bebatuan
aku kelabu:
ketika gelap malam meleleh
bersama putih helai sutra
yang melambai pada bingkai cakrawala
aku melekat pada seragam siswa, melumuri
dinding bui
dan menggumpal pada sejuta
batu kali
aku lila:
saat merah saga mencair
dalam lelehan emas dan menyatu
bersama hening senja kala
aku mematut diri pada bibir bergincu
kemilau gaun pesta
dan molek sepasang pipi yang merona
aku putih:
saat musim dingin tiba aku
akan meniup segala
warna, aku luruh berderai dari
langit beku, menyelimuti raga kehidupan
sebagai salju
aku akan tetap menjadi satu-satunya
warna hingga bertiup angin dingin
penghabisan
musim semi pun tiba


Agats - Asmat, 25 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

--Korowai Buluanop, Mabul: Menyusuri Sungai-sungai

Pagi hari di bulan akhir November 2019, hujan sejak tengah malam belum juga reda kami tim Bangga Papua --Bangun Generasi dan ...