: waktu pun memecah menjadi gelembung nan
gemetar dan risau mengapung
adakah sisa bangku untuk
menunggu?
perjalanan mengantar pendaki
memanjat tebing tinggi
lalu terlontar
remuk
di dasar jurang tanpa tepi
--apa sejatinya kebenaran bila
harus kukatakan, “ya”
bagi kesalahan yang tak pernah
aku lakukan
masihkah tersisa ruang untuk
menunggu?
kemilau lantai telah berpusing
menjadi bayonet
nyaris menghunjam
tepat di antara keraguanku
malam serupa buih tanpa jejak
menggelepar di hati nan letih
: berapa lama mesti diam
membatu hingga terdengar
gemuruh suara kereta-Mu
Agats – Asmat, 17 Februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar