Sabtu, 08 Juni 2019

SAGA MERAH

--merah saga senja perlahan gemetar
terjerembab di garis cakrawala

terbayar sudah hutangmu pendusta
kuhujamkan kelewang seperti pernah engkau tikamkan
badik di kedalaman
lalu ombak pun serupa darah yang liar menghantam batu
batu karang
butir  pasir tak lagi berbisik
hanya suara angin bergumam, “tak usah engkau sesali....”
alur cerita pagelaran telah tersurat dalam catatan pasti
--janji  cuma lidah alfabeth dan kata-kata
yang menjerit menggelepar, murca
tapi cinta serupa cincin api, yang mengerat jari manis
berkilau sekaligus mendustai
pun rindu seakan pijar lilin, sekejab padam
bahkan malam menjadi lebih hitam
tajam  mata pisau tiba tiba menggarit
tepat di ulu hati
:”aku ingin cepat berpamit, terbang bersama
kupu dan rama rama  menempuh warna bianglala
senja semakin membara
luruh, kini tiada ....


Agats – Asmat, 21 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

--Korowai Buluanop, Mabul: Menyusuri Sungai-sungai

Pagi hari di bulan akhir November 2019, hujan sejak tengah malam belum juga reda kami tim Bangga Papua --Bangun Generasi dan ...