: masih adakah yang tersisa?
setetes tinta pun kini tak ada
pucuk surat penghabisan bertanda tangan cucuran
darah
--tahukah tuan? sang merpati
membawa terbang kepada ‘entah ….’
tujuan yang sia sia
dan akhir nan sirna tiada
setangkai lily mekar kemudian layu
terpanggang waktu
kupungkiri hari itu, kunyatakan “tidak!”
meski lidah kelu membatu
lalu kelopak kelopak bunga bercerai
meninggalkan musim
--mengertikah tuan? pekan demi pekan berlalu
dalam nestapa seperti hari yang pernah engkau
dustai
sepucuk surat itu menggelepar menjadi
angin lapar menghantam pepohonan
terdengar suara batang kayu rubuh
tanah pun retak, dedaunan berserak
menggeliat menjadi binatang melata
tak akan pernah lagi tertulis
pucuk surat yang berikutnya
Agats - Asmat, 31 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar