Jumat, 07 Juni 2019

SEBONGKAH KAYU

kalaulah dapat bersuara
aku telah merintih kala
tajam mata kapakmu berkilat
menggores kulitku hingga getah mengucur
semakin merah mengalirkan darah
aku ingin menjerit ketika tubuhku
terpenggal kemudian roboh tanpa
perlawanan, tetapi raungan yang terdengar
hanyalah suara pohon tumbang
serta daun-daun yang terkulai
ke atas tanah, berserakan!
maka langit pun tersedu sedan
pada kilat dan halilintar yang silau
menyambar
sekalian bidadari maya berduka
meneteskan air mata
pada rinai gerimis yang kian menghebat
tercurah pada hujan lebat
air tak terbendung, mengombak, meluap
menjadi banjir dan mala petaka
: aku hanya dapat membungkan
seribu bahasa
akarku tak kuasa lagi menyelamatkan
tanah dan semesta
aku akan tetap membisu
karena aku hanyalah sebongah kayu

Agats – Asmat, 22 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

--Korowai Buluanop, Mabul: Menyusuri Sungai-sungai

Pagi hari di bulan akhir November 2019, hujan sejak tengah malam belum juga reda kami tim Bangga Papua --Bangun Generasi dan ...