mengapung pada riak air danau
oleng tersebab angin nan kacau dan bersiap menuju lesap
kukatupkan daun pintu sebelum gerimis menjerit
berpusing
menjadi taufan
bukankah susunan kalimat tak lebih dari kartu
ucapan yang terpelanting tanpa makna lalu membisu
menjadi dusta?
kicau burung dan kepak sayap kupu kupu menjelma
seakan hampa udara, sebuah seruan menggema, “engkau
hendak kemana?” arah angin selalu berubah
dari lurus berbelok ke tenggara
kusulut kembang api
tahun hadir dan berlalu tersengal di batas waktu
pun sisa hujan masih jua tergenang membasahi trotoar
:”ah, sudahlah ….”
tak usah gadaikan rasa percaya
setelah ada dan tiada, si-aku tetap
mematung di sana
Ia masih berkuasa menyuratkan cerita
pada pucuk surat yang berikutnya ….
Agats – Asmat, 9 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar