Jumat, 07 Juni 2019

D E S E M B E R






: sepucuk surat itu terlipat menjadi perahu kertas
mengapung pada riak air danau
oleng tersebab angin nan kacau dan bersiap menuju lesap

kukatupkan daun pintu sebelum gerimis menjerit
 berpusing
menjadi taufan
bukankah susunan kalimat tak lebih dari kartu
ucapan yang terpelanting tanpa makna lalu membisu
menjadi dusta?
kicau burung dan kepak sayap kupu kupu menjelma
seakan hampa udara, sebuah seruan menggema, “engkau
hendak kemana?” arah angin selalu berubah
dari lurus berbelok ke tenggara
kusulut kembang api
tahun hadir dan berlalu tersengal di batas waktu
pun sisa hujan masih jua tergenang membasahi trotoar
:”ah, sudahlah ….”
tak usah gadaikan rasa percaya
setelah ada dan tiada, si-aku  tetap
mematung di sana
Ia masih berkuasa menyuratkan cerita
pada  pucuk surat  yang berikutnya ….




Agats – Asmat, 9 Desember 2011






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

--Korowai Buluanop, Mabul: Menyusuri Sungai-sungai

Pagi hari di bulan akhir November 2019, hujan sejak tengah malam belum juga reda kami tim Bangga Papua --Bangun Generasi dan ...