rindu pun terpintal menjadi
segumpal benang
pada langit tercurah biru
pada buah anggur mencair ungu
lembayung senja membias cerah
dan luka berdarah menggores
warna merah
tubuh melebur menjadi keringat
lembar demi lembar saling mengikat
tapi harus kutunggu malam
untuk melukiskan hitam
: kuselimutkan helai kain
pada hati yang beku dan dingin
duka hati tak perlu lagi dikasihani
manusia bahkan harus mampu
mengampuni diri sendiri
gulungan benang tak lagi bersisa
sepi menghujam, seluruh warna telah
memudar
: mesti kujumput kembali rindu
bagi pintalan benang yang penghabisan
Agats - Asmat, 22 Februari 2010
segumpal benang
pada langit tercurah biru
pada buah anggur mencair ungu
lembayung senja membias cerah
dan luka berdarah menggores
warna merah
tubuh melebur menjadi keringat
lembar demi lembar saling mengikat
tapi harus kutunggu malam
untuk melukiskan hitam
: kuselimutkan helai kain
pada hati yang beku dan dingin
duka hati tak perlu lagi dikasihani
manusia bahkan harus mampu
mengampuni diri sendiri
gulungan benang tak lagi bersisa
sepi menghujam, seluruh warna telah
memudar
: mesti kujumput kembali rindu
bagi pintalan benang yang penghabisan
Agats - Asmat, 22 Februari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar