Senin, 10 Juni 2019

PASSER BAROE JAKARTA --Pusat Perbelanjaan Bersahaja--

 





 
 Suasana benar terasa bersahaja ketika langkah kaki memasuki pintu gerbang areal Passer Baroe, tak jauh dari pusat perbelanjaan ini, Tugu Monas tampak berkilau menjulang. Passer Baroe terletak di jantung kota, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. Cahaya senja yang kekuningan memantul pada kaca-kaca pertokoan, perlahan meredup dalam warna lembayung. Kesibukan para pedagang dan pembeli terus berlangsung, berdenyut bak urat nadi kehidupan. Para pedagang buah ramah menjajakan dagangan dengan gerobak, apel, jeruk, kelengkeng, salak sesuai dengan musim yang tanggal. “Mari, mari … buah-buahan segar”. Pedagang kaki lima menawarkan aneka kerajinan tangan, pakaian, tas, sepatu, dan perlengkapan sehari-hari. Di sepanjang jalan pengunjung melangkah dengan santai menikmati suasana senja yang sesaat akan segera berubah menjadi gelap. Sementara Sungai Ciliwung tetap mengalir dalam diam seperti yang telah terjadi beratus tahun silam.
Pada dua sisi jalan Jalan Pasar Baru adalah deretan toko pakaian, toko tekstil, tailor, toko alat olah raga, sepatu, kacamata, dan toko  emas. Pandangan mata benar-benar dimanjakan apa, ‘apa yang diperlukan dan bisa segera didapatkan?’ Saya mengunjungi sebuah toko tekstil yang dipenuhi bermacam jenis kain aneka warna, disambut ramah para pelayan. “Berapa harga kain lace paris untuk satu kebaya?” saya bertanya.
“Lima ratus ribu rupiah”, jawab seorang pelayan.
“Berapa harga jahit?” saya kembali bertanya.
“Maaf, kami tidak bisa menjahit kebaya, tetapi bisa saya antar ke toko di depan sana”, saya pun berjalan mengikuti pelayan itu ke took tekstil yang ditunjuk.
“Selamat sore, bisa tolong menjahit kebaya?”
“Bisa”.
“Berapa biaya jahit?”
“Satu setengah juta dengan busternya”, pelayan toko itu  menjawab.
“Bisa selesai dalam satu minggu?”
“Sebentar, saya panggil tukang ukurnya”, pelayan toko itu berkelebat masuk ke dalam ruangan sebelum akhirnya kembali dengan seorang yang ahli dalam mengukur pakaian. Di dinding kasir tertampang foto seorang laki-laki India dalam pakaian adat, rupanya ia adalah sang pemilik took.
Kebaya benar selesai dalam seminggu dengan buster amat halus yang akan sulit dibuat oleh seorang penjahit biasa. Disamping kebaya, toko tekstil dapat pula menjahit stelan jaz, safari, seragam kantor, dan bermacam model pakaian yang diperlukan pelanggan. Harga masing-masing pakaian beragam sesuai selera pembeli dengan aneka alternative yang ada. Toko tekstil dengan keberadaan penjahit di dalamnya memudahkan pembeli dalam mendapatkan aneka model pakaian yang diperlukan. Sementara rumah makan murah meriah dan cepat saji melengkapi kemudahan di pusat perbelanjaan ini, sehingga pengunjung dapat berisantai sambil menikmati hidangan pilihan. Penjual rujak,  arum manis, makanan tradisionil,  dan makanan kecil tak kalah seru dalam menawarkan dagangan, maka lengkaplah kesibukan di pusat perbelanjaan itu.
Kesibukan masih tetap berlanjut di Jalan Antara, di ujung selatan Pasar Baroe. Di sebelah kanan ruas jalan satu arah ini terdapat hotel, rumah makan, biro travel, indomart serta bangunan yang meninggalkan kesan tua. Di sepanjang trotoar orang leluasa berlalu lalang di bawah pohon-pohan yang rindang dan akar beringin yang menggantung. Tamu-tamu yang menginap di hotel Jalan Antara  dapat leluasa pergi berbelanja dengan berjalan kaki untuk mendapatkan segala barang yang diperlukan.
Pagi hari, suasana Pasar Baroe relative sunyi, hanya tampak penjaja koran, penjaja buah-buahan segar, dan sisa kesibukan aktivitas di waktu malam. Sementara matahari beranjak naik, kehidupan di pasar ini perlahan bangkit, pintu-pintu toko mulai terbuka, pedagang kaki lima menggelar dagangan di sepanjang jalan. Semakin siang suasana semakin ramai, pengunjung bertambah padat, semakin padat pada sore hari. Kesibukan di pasar ini mencapai puncaknya pada malam hari, lampu mercury berpijar menyilaukan, suara deru kendaraan, hiruk-pikuk transaksi, juga gelak canda dari sekalian pengunjung,  jalanan menjadi demikian padat, sehingga pengunjung harus melangkah dengan hati-hati. Pijat refleksi menyediakan layanan bagi pengunjung yang kelelahan, ATM dari bermacam bank berdiri pada hampir setiap sudut, pengunjung tak perlu khawatir kehabisan uang cash. Passer Baroe bukan hanya pusat perbelanjaan, akan tetapi tempat tujuan wisata yang mengasyikan.
Suasana semacam ini berawal sejak 193 tahun yang lalu, tepatnya pada  1820 ketika Pemerintah Batavia membangun Passer Baroe sebagai situs ekonomi. Orang-orang Belanda yang menetap di Rijswijk  --sekarang Jl. Veteran-- memulai rutinitas berbelanja di tempat itu. Toko-toko di Passer Baroe dibangun dengan gaya arsitektur Cina dan Eropa. Di pasar ini pula orang-orang India – Indonesia menjajakan kain, alat olah raga, dan sepatu hingga saat ini.  Apotek Kimia Farma, toko Lee Ie Seng, toko perabot rumah tangga Melati, toko jam Tjung-Tjung, dan toko kacamata Seis --Tjun Lie-- bertahan sejak dahulu hingga sekarang ini. Demikian pula dengan penjahit jas  Isardas, Hariom, dan Gehimal, penjahit tersebut tetap eksis hingga hari ini.
                Suasana Pasar Baroe menjadi  lebih khusus pada perayaan Hari Ulang Tahun Jakarta yang jatuh pada bulan Juni. Pada bulan ini digelar Festival Passer Baroe dengan memamerkan berbagai produk local khas ibu kota seperti kuliner kebudayaan khas Betawi, dan kebudayaan Cina. Di tengah kesibukan ibu kota dengan jalanan macet setiap hari meluangkan waktu berbelanja ke Passer Baroe menjadi moment khusus ketika manusia semakin jauh melangkah menempuh era kemajuan dengan aneka ragam mall mewah sebagai pusat perbelanjaan. Ada kesan kuno dan tua pada kehidupan di Passer Baroe, ketika melangkah kaki ke tempat ini, seolah pengunjung ikut pula menguak sejarah pada sebuah  kehidupan yang mulai tercatat sejak 193 tahun yang lalu.

                                                                                  
                                                                                ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

--Korowai Buluanop, Mabul: Menyusuri Sungai-sungai

Pagi hari di bulan akhir November 2019, hujan sejak tengah malam belum juga reda kami tim Bangga Papua --Bangun Generasi dan ...