"setelah berpuluh tahun...."
kuingkari ikrar, malam kian jelaga meneteskan gerimis tinta
bayang bayangku roboh ke dalam sepasang bola matamu
ketipak ladam kuda dan raungan mesin jalanan
memecah dalam gelembung hampa
melesat terbang menjadi kunang kunang
kureguk madu dan empedu dari cangkir yang satu
betapa cepat jarum jam berpacu menghakimi
harap yang tak pernah ada di relung tanpa peta
si-aku pun terpelanting menjadi seorang asing
di lingir trotoar, angin sekejam lidah zaman
yang menyeret langkah menuju kekosongan
--ah, aku ingin cepat pulang....
Yogyakarta, 24 Juni 2012
kuingkari ikrar, malam kian jelaga meneteskan gerimis tinta
bayang bayangku roboh ke dalam sepasang bola matamu
ketipak ladam kuda dan raungan mesin jalanan
memecah dalam gelembung hampa
melesat terbang menjadi kunang kunang
kureguk madu dan empedu dari cangkir yang satu
betapa cepat jarum jam berpacu menghakimi
harap yang tak pernah ada di relung tanpa peta
si-aku pun terpelanting menjadi seorang asing
di lingir trotoar, angin sekejam lidah zaman
yang menyeret langkah menuju kekosongan
--ah, aku ingin cepat pulang....
Yogyakarta, 24 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar