sesungguhnya kita tak punya apa apa, maka tak pernah
kehilangan apa apa, celah waktu kian menyempit terhimpit di antara
tajam dua mata pisau, bahkan tak bersisa pula masa untuk berduka
--pulanglah ke tempat asal, empat puluh menit yang dinanti setelah
meregang tujuh puluh hari berakhir menjadi kelam malam yang sengaja
engkau dustai, gerimis pun mengeras menjadi butir kerikil, bertebaran
tergesa memecah genting kemudian pecah menjadi taufan yang geram
menggasing :"apa sebenarnya yang engkau pinta?" jawab bagi pertanyaan
kini berkilat menjadi sangkur yang membenam pada luka menganga
Agats - Asmat, 23 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar