Minggu, 09 Juni 2019

BUTIRAN WAKTU

waktu rebah di bawah lunglai daun daun kering, menyeret kelana berpulang kepada hampa,, dua windu masa hanya jeda sebelum mata kapak menghunjam --mengoyak-- rasa sakit yang sebenarnya, mengapa pilihan mesti tiada, kecuali segelas anggur yang harus  diteguk lalu perlahan lahan menyala seakan bara, pun lidah panas terus terjulur pada serpihan hati nan melepuh dan hangus tanpa akhir kesimpulan yang pasti : andai derai air mata dapat meletus menjadi peluru untuk membunuh kesombongan itu, namun betapa rentang sang kala hanya celah yang tiba tiba murca, tak bersisa saat untuk menangis, cuma desau angin yang geram mendesis, menggugurkan hari, menghitung dengan pasti, ketika jarum jam mengantar pada suatu waktu untuk membayar seluruh hutang dan kekalahan itu


Agats - Asmat, 28 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

--Korowai Buluanop, Mabul: Menyusuri Sungai-sungai

Pagi hari di bulan akhir November 2019, hujan sejak tengah malam belum juga reda kami tim Bangga Papua --Bangun Generasi dan ...