malam menukik pada jerit yang menyakitkan
kulampaui ketakutan
kalah hanya bayang maya dari kemenangan
yang tercampak kemudian
rindu nan tertumpah pada gemuruh ombak kini
berkelebat menjadi bilah bayonet
engkau hujamkan tepat di kedalaman
purnama pun mengisak meneteskan darah
: “ada lagi yang hendak engkau pinta? “ atau
jarak dan janji serupa jeruji yang mengungkung
dan melukai
lalu segalanya mengalir seakan air
nan tetap menetes ke bawah menemukan
celah
mendapatkan bentuk
engkau, aku, kita
cuma keping cerita ketika zaman
berpaling menyisakan ingatan
pun kelopak bunga yang mekar
di penghujung musim
tiba-tiba layu, berguguran
lenyap dalam angin yang marah
--ah, sudahlah!
Agats – Asmat, 14 Juli 2012
kulampaui ketakutan
kalah hanya bayang maya dari kemenangan
yang tercampak kemudian
rindu nan tertumpah pada gemuruh ombak kini
berkelebat menjadi bilah bayonet
engkau hujamkan tepat di kedalaman
purnama pun mengisak meneteskan darah
: “ada lagi yang hendak engkau pinta? “ atau
jarak dan janji serupa jeruji yang mengungkung
dan melukai
lalu segalanya mengalir seakan air
nan tetap menetes ke bawah menemukan
celah
mendapatkan bentuk
engkau, aku, kita
cuma keping cerita ketika zaman
berpaling menyisakan ingatan
pun kelopak bunga yang mekar
di penghujung musim
tiba-tiba layu, berguguran
lenyap dalam angin yang marah
--ah, sudahlah!
Agats – Asmat, 14 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar