: seandainya dapat kubaringkan sepi
pada kelam peti mati
setelah kutikam dengan ujung belati
suratan takdir nyata kini
sebagai catatan perjalanan yang ditulis
dari cucuran darah dari luka hati
telah kupenggal mimpi dengan
sebilah pedang yang terayun
dari tanganku sendiri
aku cemas akan kecemasan
aku takut akan ketakutan
waktu mengabur dan terurai
menjadi abu kala badai gurun
menghantam
--dan aku hanyalah seorang
perantau yang kehausan
kemarau kekal pada dedaunan
yang layu dan kering kerontang
: seandainya dapat kujerat dengan seutas
tali, musuh paling besar yang sengit
berperang di dalam diriku sendiri
--aku ingin segera bergegas pergi
meneruskan perjalanan ini …..
Agats – Asmat, 29 Mei 2010
pada kelam peti mati
setelah kutikam dengan ujung belati
suratan takdir nyata kini
sebagai catatan perjalanan yang ditulis
dari cucuran darah dari luka hati
telah kupenggal mimpi dengan
sebilah pedang yang terayun
dari tanganku sendiri
aku cemas akan kecemasan
aku takut akan ketakutan
waktu mengabur dan terurai
menjadi abu kala badai gurun
menghantam
--dan aku hanyalah seorang
perantau yang kehausan
kemarau kekal pada dedaunan
yang layu dan kering kerontang
: seandainya dapat kujerat dengan seutas
tali, musuh paling besar yang sengit
berperang di dalam diriku sendiri
--aku ingin segera bergegas pergi
meneruskan perjalanan ini …..
Agats – Asmat, 29 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar